Khutbah Jumat
LARANGAN MEMUTUSKAN PERSAUDARAAN
Oleh : Mujib
Edikara, M.Pd.I
Salah satu diantara mereka tidak
dikatakan memiliki iman yang sempurna manakalah belum bisa mencintai saudaranya seperti dia mencintai dirinya.
Ma’syiral Muslimin
Kalau kita memahami secara seksama apa yang dipesankan Rasulullah
tersebut, insyaallah tidak akan ada diantara kita yang sakit hati, tidak ada
kekecewaan diantara kita…. Tetapi yang ada insyaallah saling cinta dan kasih
antar satu dengan yg lainnya.
Ma’asyiral Muslimin
Dulu kala ada seorang ‘alim yang hari-harinya digunakan untuk
beribadah di Masjidil Haram, suatu waktu beliau meninggal dunia. Rentang waktu
yang tidak lama datanglah seorang pemuda menemui keluarganya perihal menanyakan
soal barang miliknya yang pernah dititipkan kepada Almarhum beberapa waktu yang
lalu ketika beliau Almarhum berada di Masjidil Haram. Pihak keluarga ternyata tidak tahu soal barang tersebut karena
Almarhum memang tidak pernah bercerita. Yang
bisa diperbuat oleh keluarga hanya bisa menyarankan kepada si pemuda untuk
mendatangi seorang ‘alim yang ada disekitar Masjidil Haram yang kebetulan
beliau juga sahabat dekat Almarhum. Begitu
sampai di rumah orang ‘alim tersebut, si pemuda bercerita tentang apa yang
pernah terjadi dengan Almarhum, ternyata si orang ‘alim juga tidak pernah
dititipi pesan oleh Almarhum. Akan
tetapi si ‘alim punya solusi….beliau menyarankan kepada sipemuda untuk melakukan
towaf di ka’bah dan shalat sunnah 2 rakaat setelah itu disuruh memanggil
Almarhum dari bibir sumur Zam-Zam.
Tepat tengah malam si pemuda langsung melaksanakan saran orang ‘alim
tersebut, thawaf, shalat setelah itu sipemuda datangi sumur Zam-Zam dan
sampaikan salam kepada syeh jalil, 3x salam ternyata tidak ada jawaban.
Akhirnya sipemuda datangi kembali orang ‘alim yg telah memberi saran
kemarin. Sipemuda tuturkan apa yang terjadi “ bahwa syeh Jalil tidak berada
pada sumur Zam-Zam” ….Masyaallah jawab si ‘alim tersebut, apa gerangan yang
terjadi pada saudaraku, kalu begitu entar malam lakukan thawaf dan shalat
seperti yang kemarin lantas datangi Bir Hud (sumur Hud) yang berada di kolam
yamani. Pendek cerita si pemuda lakukan apa yang menjadi saran siorang
‘alim seperti malam kemarin. Thawaf dan shalat setelah itu langsung datangi
sumur Hud dan sampaikan salam di bibir sumur Hud. Salam pertama belum ada
jawaban begitu salam yang kedua terdengar jawaban salam dengan suara
yang tersendat-sendat, dengan ijin Allah tampak bayangan tubuh seorang
laki-laki yang tidak lain adalah syeh Jalal…. anehnya beliau menampakkan
wajahnya dengan leher terikat oleh rantai besi seraya berkata wahai anak muda beginalah nasibku sekarang
dan barangmu aku simpan disebelah kanan pintu masjid coba kamu gali disitu akan
kamu temukan barangmu…..dengan sisa-sisa keberanian sipemuda bertanya kepada
syeh, wahai syeh kenapa ini bisa terjadi bukankah engkau adalah orang yang ahli
ibadah dll. Jawab syeh Jalil”benar” tapi sekarang aku telah divonis oleh Allah
termasuk kelompok orang yang memutuskan tali persaudaraan , kenapa , tanya
sipemuda “ syeh jalal menjawab “ dulu semangsa hidup aku diundang oleh saudara
perempuanku untuk menghadiri acara hajatan dia, karena aku lebih senang
menyibukkan diri untuk Ibadah sehingga tidak ada waktu untuk hadir…tapi
ternyata adik perempuanku merasa kecewa,sakit hati karena perbuatanku itu dan
hingga aku mati dia belum mau memaafkanku”….. kata syeh ...wahai anak muda
aku rasa cukup pertemuan ini.
Ma’asyiral Muslimin
Pagi harinya sipemuda datangi kembali orang ‘alim yang tak lain
adalah teman almarhum, dia ceritakan semua apa yang dia saksikan…lansung si
‘alim terkejut sambil mengucap Masyaallah….. kalau begitu segera sampaikan
kabar ini kepada keluarganya. Langsung sipemuda datangi
keluarga syeh Jalil ia ceritakan apa yang terjadi pada diri
Almarhum, si keluarga hampir tidak percaya karena sepertinya itu semua tidak
mungkin terjadi pada diri Almarhum karena Almarhum termasuk orang yang tidak
pernah putus-putusnya ibadah semangsa hidupnya di Masjidil Haram….. tapi karena
sipemuda adalah orang yang baik dan
tulus akhirnya keluarga Almarhum percaya. Dan dia langsung mengajak
pemuda tersebut menemui bibinya untuk mengharapkan maaf atas kesalahan ayahnya.
Begitu sampai dirumah bibinya , keluarga almarhum langsung minta maafkan atas
kesalahan ayah eh ternyata bibinya diam seribu bahasa …berkali-kali keluarga
berharap si bibi tetap tidak mau memaafkan kakaknya. Lantas keluarga menyuruh
pemuda tersebut untuk bertutur kisah tentang apa yang telah dialami kakanya
dialam kubur…. Begitu sipemuda cerita secara sepontan bibinya menjerit
Masyaallah kalau itu yang terjadi sekarang aku maafkan kakakku.
Ma’asyiral Muslimin
Dengan hati yang legah pulanglah sipemuda dengan keluarga Almarhum.
Dan esuk harinya datanglah sipemuda menemui kembali orang ‘alim. Dia sampaikan “kalau saudaranya sudah
memberi maaf kepada syeh Jalil” Alhamdulillah tutur orang
‘alim….kalu begitu entar malam lakukan hal yang sama di Masjidil haram kemudian
panggil syeh Jalil dari sumur Zam-Zam. Malam harinya sipemuda lakukan thawaf
dan shalat setelah itu ia langsung datangi sumur Zam-Zam dipanggillah syeh
Jalil dari dari bibir sumur…..assalamu’alikum syeh Jalil. Dengan seijin Allah langsung
sepontan ada jawaban dan tampak syeh Jalil tersenyum dengan pakaian yang serba
Indah seraya berkata “ aku
sangat berterima kasih kepadamu wahai
anak muda , kalau sekiranya kamu tidak menitipkan hartamu kepadaku dan aku
tidak menerimanya dengan keilkhlasanku mungkin aku tidak akan selamat dari
siksa api neraka. Walaupun dahulu semangsa hidupku aku tanpa
henti-henti beribadah kepada Allah, tapi semua itu tiada artinya ketika aku
punya kesalahan kepada orang lain, apalagi orang itu adalah saudaraku. Sehingga
aku di vonis bersalah karena memutuskan tali silaturrahmi”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar