KHUTBAH JUM’AT
Tiga Kenikmatan Hidup
Oleh Mujib Edikara, M.Pd.I
Maisyiral Muslimin Rahimakumullah
Setiap manusia, apalagi sebagai muslim kita tentu mendambakan kehidupan yang menyenangkan di
dunia ini, bahkan kalau perlu seolah-olah dunia ini menjadi milik kita. Untuk
bisa merasakan kehikmatan hidup di dunia ini, ada tiga perkara yang harus
dicapai oleh seorang muslim, hal ini disebutkan dalam hadits Nabi:
Barangsiapa yang di pagi hari
sehat badannya, tenang jiwanya dan dia mempunyai makanan di hari itu, maka
seolah-olah dunia ini dikaruniakan kepadanya (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Maisyiral Muslimin Rahimakumullah
Badan yang sehat merupakan suatu
kenikmatan tersendiri bagi manusia yang tidak ternilai
harganya. Apa artinya harta yang berlimpah dengan mobil yang mahal harganya,
rumah yang besar dan bagus, kedudukan yang tinggi dan segala sesuatu yang
sebenarnya menyenangkan untuk hidup di dunia ini bila kita tidak sehat. Oleh
karenanya kesehatan bukan hanya harus dibanggakan dihadapan orang lain, tapi
yang lebih penting lagi adalah harus disyukuri kepada yang menganugerahkannya,
yakni Allah Swt.
Maisyiral Muslimin Rahimakumullah
Syukur dalam arti selalu menjaga
kesehatan tubuh , mengatur segala keseimbangan yang diperlukan serta mau memanfaatkan kesehatan jasmani dengan segala
kesegaran dan kekuatannya untuk melakukan berbagai aktivitas yang menggambarkan
pengabdian kita kepada Allah Swt.
Namun yang amat disayangkan dan ini
diingatkan betul oleh Rasulullah Saw adalah banyak manusia yang lupa dengan
kondisi kesehatannya. Saat sehat ia tidak mencegah kemungkinan datangnya
penyakit, tidak memenuhi hak-hak jasmani dan tidak menggunakan kesehatannya untuk melakukan aktivitas pengabdian kepada
Allah SWT, Rasulullah Saw bersabda:
Ada dua nikmat yang sering
dilalaikan oleh kebanyakan manusia, yaitu kesehatan dan waktu luang (HR.
Bukhari).
Maisyiral Muslimin Rahimakumullah
Kedua, yang harus dicapai seorang
Muslim agar bisa merasakan kenikmatan dunia adalah……kita harus memiliki Jiwa yang
tenang.
Apa artinya manusia memiliki jiwa
yang sehat bila jiwanya tidak tenang, bahkan badan yang sakit sekalipun tidak
menjadi persoalan yang terlalu memberatkan bila dihadapi dengan jiwa yang
tenang, Jiwa yang tenang adalah modal yang besar untuk bisa sembuh dari
berbagai penyakit.
Jiwa yang tenang adalah jiwa yang
selalu berorientasi kepada Allah Swt, karena itu,…… orang yang
ingin meraih ketenangan hidup, ia harus jalani
kehidupan ini dengan segala aktivitasnya hanya karena Allah, dengan ketentuan
yang telah digariskan Allah dan hanya untuk meraih ridha dari Allah Swt.
Maisyiral Muslimin Rahimakumullah
Dengan demikian, sumber ketenangan
hidup bagi seorang muslim adalah keimanan kepada Allah Swt dan ia selalu
berdzikir kepada Allah dengan segala aplikasinya, Allah Swt berfirman QS AR
Ra’du ayat 28
t
artinya: Orang-orang yang beriman
dan hati mereka menjadi tentram (tenang) dengan mengingat Allah, hanya dengan
mengingat Allahlah hati menjadi tenang (QS 13:28).
Maisyiral Muslimin
Rahimakumullah
Oleh karena itu, keimanan kepada
Allah yang merupakan sumber ketenangan akan membuat seorang muslim merasa
senang untuk mendapatkan beban-beban
berat dan tidak ada kegelisahan
sedikitpun di dalam hatinya dalam menjalankan tugas-tugas yang berat itu. Abu
Na’im dan Ibnu Hibban meriwayatkan bahwa
para sahabat Nabi bahu membahu membawa satu persatu batu bata yang besar untuk
membangun masjid. Tapi Ammar bin Yasir justeru membawa dua tumpukan batu bata
besar. Ketika Nabi melihatnya, beliau membersihkan debu dari kepala Ammar
sambil bersabda: “Wahai Ammar, tidakkah cukup bagimu untuk membawa seperti yang
dilakukan para sahabatmu?”. Ammar menjawab: “Saya mengharapkan pahala dari
Allah”. Lalu Nabi bersabda: “Sesungguhnya Ammar memiliki keimanan yang penuh
dari ujung rambut sampai ke ujung kakinya atau tulangnya”.
Maisyiral Muslimin
Rahimakumullah
Seseorang yang memiliki jiwa yang
tenang , seandainya kematian akan menjemput dirinya, keimanan kepada Allah
dengan segala aplikasinya tidak akan membuat orang tersebut takut kepada kematian, bahkan ia akan sambut
kematian itu dengan jiwa yang tenang pula, Allahpun memanggilnya dengan
panggilan yang menyenangkan: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah
hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku (QS 89:27-30).
Dengan demikian, jiwa yang tenang
membuat kehidupan manusia bisa dijalani dengan sebaik-baiknya dan akan memberi
manfaat yang besar, tidak hanya bagi dirinya tapi juga bagi orang lain,
sedangkan kematiannya justeru akan menjadi kenangan manis bagi orang yang hidup
dan ia akan mendapatkan kebahagiaan yang hakiki dengan masuk ke dalam surga
dengan segala kenikmatan yang tiada terbayangkan.
الخ
با
رك الله لى ولكم فى القران العظيم
وقل رب اغفر وارحم وانت خير الراحمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar